kau pikir kau bulat melingkar, dengan rona lembut keperakan, berpendar?
tidak sayang, aku bosan melihatmu menyombongi langit malam,
mengira telah mengalahkan kerlip bintang, apalagi sekadar kunang-kunang..
kau tahu.., aku kini menatapmu sekenanya, di dalam rawa,
kau tidaklah bulat, peang, berpendar-pendar, terputus-putus...,
bahkan oleh sekelumit riak yang ditinggalkan jejak katak
sinar kebanggaanmu tertutup lumut-lumut, dan angkuhmu kini terbayar, saat gerimis tiba
pugar..., sinarmu tertelan rawa
sejenak awan bergeser, menutup singgasana langit, kau sirna
rawa itu masih disana..
Jumat, 04 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar