Rabu, 27 Mei 2009

Tragis (Sebuah Dongeng Tentang Hari...)

Mengapatah dinda berkeras pergi
Sedang kakanda masih disini
Berlutut mati mengharap kembali
Tiadakah kau pandangi bibir hatiku menghasrat diri

Kanda cintaku
Penulis bait-bait puisi hidupku
Relakan aku berlayar
Mengarung samudra ikhtiar


Tak cukup kata hendak kulempar
Tak banyak rasa pedih kautampar
Aku bersimpuh di tungkai lumpuh
Berisak peluh memohon labuh

Aku bukanlah putrimu yang dulu
Semua berubah semua berlalu
Aku merana bukan bahagia
Tinggalkan kanda sendiri nestapa


Bila dinda melaut lara
Mestikah biduk melaju kendara
Tinggalkan ladang dan tanah pusaka
Nasib kakanda sebatang kara

Usah berpanjang usah memandang
Biarkan hamba menghilang pandang
Melesat arah menyambut remang
Hingga mentari menggelap awang


.... jikalau bahasa bertutup kalbu
.... jikalau kata telah membisu
.... sehunus pedang berbicara, dan cerita berubah laku

.... saat sang putri kembali, hanya kubur tertemu
.... sang pangeran hanya dikenang nama dipuji setia
.... sedangkan putri... membawa putra, dan raja muda penghapus duka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar